Sandhangan (Tanda Baca)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap aksara carakan selalu mengandung huruf vokal "a". Nah bagaimana cara menulis kata yang mengandung vokal lain seperti i, u, e, o?. Dalam aksara jawa dikenal apa yang disebut sebagai sandangan yaitu tanda baca yang salah satu fungsinya adalah untuk mengubah bunyi vokal. Dengan kata lain, aksara yang tidak mendapat sandangan akan diucapkan sebagai gabungan anatara konsonan dan vokal a.
Sandangan dapat dibagi menjadi tiga golongan yakni sebagai berikut :
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap aksara carakan selalu mengandung huruf vokal "a". Nah bagaimana cara menulis kata yang mengandung vokal lain seperti i, u, e, o?. Dalam aksara jawa dikenal apa yang disebut sebagai sandangan yaitu tanda baca yang salah satu fungsinya adalah untuk mengubah bunyi vokal. Dengan kata lain, aksara yang tidak mendapat sandangan akan diucapkan sebagai gabungan anatara konsonan dan vokal a.
Sandangan dapat dibagi menjadi tiga golongan yakni sebagai berikut :
- Sandangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara)
- Sandangan Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging Wanda)
- Sandangan Gugus Konsonan
Sandhangan Swara
Sandhangan swara adalah sandhangan (tanda baca) yang berfungsi untuk merubah bunyi hu- ruf "a" pada setiap aksara carakan menjadi bunyi vokal selain "a". Terdapat lima buah sandhangan swara, yaitu: wulu, pepet, suku, taling dan taling tarung (perhatikan tabel diatas):
- Wulu: tanda baca yang menyerupai bulatan kecil, ditulis di atas aksara carakan yang ber- fungsi merubah bunyi a menjadi i, seperti pada contoh kata "lidi" dan "bila" di bawah ini.
- Pepet: tanda baca yang menyerupai bulatan besar, ditulis diatas aksara carakan yang berfungsi merubah bunyi a menjadi e seperti pada kata "pera", "teri" dibawah ini:
- Suku: tanda yang menyerupai huruf "u", ditulis di bawahkanan aksara carakan, yang berfungsi merubah bunyi a menjadi u seperti pada kata "biru", "bulu" dibawah ini.
- Taling: tanda baca yang menyerupai tulisan jawa "ru", ditulis didepan aksara carakan, yang berfungsi merubah bunyi a menjadi e seperti pada kata "kere", "kece" dibawah ini.
- Taling Tarung: 2 buah tanda baca yaitu taling (seperti di atas) dan tarung (menyerupai angka 2). Cara penulisannya adalah: taling ditulis didepan dan tarung ditulis di belakang aksara carakan, yang berfungsi untuk merubah bunyi menjadi o seperti pada kata "bodo", "bolu" yang tertera pada contoh dibawah ini.
Sandangan Penutup Suku Kata (panyigeg wanda)
Terdapat 4 buah Sandhangan Panyigeg Wanda (penutup suku kata), yaitu layar, Wignyan, Cecek (cecak) dan pang- kon, yang masing-masing meiliki fungsi sebagai berikut:
- Layar adalah tanda baca menyerupai garis miring, ditulis di atas aksara carakan dan dipakai untuk memberikan tambahkan huruf r di akhir suku kata. seperti pada contoh kata "bakar" dan "barter" dibawah ini.
- Wignyan adalah tanda baca menyerupai angka tiga, ditulis di belakang aksara carakan dan dipakai untuk memberikan tambahkan huruf h di akhir suku kata. seperti pada contoh kata "betah" dan "bahtera" dibawah ini.
- Cecek adalah tanda baca menyerupai "koma terlentang", ditulis di atas aksara carakan, dan dipakai untuk memberikan tambahkan huruf ng di akhir suku kata. seperti pada contoh kata "pingpong" dan "bolong" di sebelah kanan ini.
- Pangkon adalah tanda baca menyerupai "kursi", ditulis di belakang aksara carakan, dan dipakai untuk mematikan huruf hidup di akhir kata. seperti pada contoh kata "bapak", "macul", "angon" dan "dolan" dibawah ini.
Pangkon dapat juga dipakai sebagai tanda koma (pada lingsa).
- Pengantar
- Aksara Carakan (Nglegena)
- Aksara Pasangan
- Aksara Murda
- Aksara Swara & Rekan
- Font Aksara Jawa (Hanacaraka)
- ke Beranda